dear friend,
Happy holiday.
Sebenarnya minggu ini bukan holiday buatku, secara UAS dan tugas dinas sedang berjalan. Alhamdulilah, satu persatu dijalani dan nanti sore aku bisa pulang.
Pulang..
Perjalanan di mulai dari stasiun gubeng. Dianterin mas tommy, yang ditengah gerimis memegangi koperku yang agak gede, akhirnya ketemu dengan rombongan di dalam stasiun. Kita naik Kereta Api Turangga. Satu hal yang sangat penting untuk diingat, jangan lupa pake jaket dan kaos kaki. Naik kereta Turangga sama seperti masuk kulkas. Gimana nggak, kita bukan hanya kedinginan tapi sampai menggigil. Persis kayak adegan di Punk in Love : "Nek keluwen awak peno wes biasa, lah tapi lek njegideg..". Masya Allah, njegideg memang tidak mengenakkan. Seandainya ada yang mau memfoto keadaanku, lalu di cocokkan sama para ekspedisi Kilimanjaro, mungkin tampilan kami sama saat itu.
Kita lalu menginap di Hotel Panghendar. Bintang Empat. Wow *spontan melirik dompet*.. wow *spontan ngelus dada*. Well, ono rego ono rupo..
I really wanna go home. At least, Bandung is very nice. For sure. Keliling bandung (meskipun cuma jalan dari hotel ke kantor) sudah cukup menyegarkan mata. Jalanannya bagus, kanan-kiri trotoar di paving batu kali, bagus banget. Sumpah! kalau bukan karena urusan dinas, aku pasti sudah jalan kaki keliling jalan Asia-Afrika.
Suasana dan hawa kota Bandung, mengingatkanku pada kota tercintaku, Malang. Dingin, hawanya sejuk, banyak seliweran jajanan yang kelihatannya maknyuss. Batagor Kingsley, Baso Tahu Anonim, Bubur Ayam, ahhhh... menetes air liurku....
Tapi nanti aku harus pulang. Ya, it's time to go home. Seandainya nanti ada rejeki, aku mau balik ke kota ini lagi. Ke Dago, ke Masjid Agung, ke semua tempat yang jualan Jins, Klapertaart, Rumah Tas, hwauhhh.. Hayuk-hayuk mangga atuh...
Oke seperti biasa waktunya untuk reminding cost. Kali ini ala koper. Cekidot.
Hotel (Bintang Empat) : Rp. 480.000 / night
Taksi : Jauh - deket Rp 20.000
Kereta (Bisnis Turangga) : Rp. 220.000
Breakfast : Rp. 65.000
Bandingkan dengan perjalanan waktu ke Solo, ala backpacker. Cekidot
Kereta (ekonomi) : Rp. 15.000
Losmen : Rp. 80.000 / night
Becak : Rp. 5.000 - Rp. 10.00o (jauh-dekat)
Makanan : rata-rata Rp. 4.000 - Rp. 10.000 (harga wiskul jalan-jalan)
Sangat berbeda dan I LOVE BACKPACKER!!!
Okey, it's time to go home. Persiapan untuk njegideg lagi.
Jajanan yang lain sementara masih belum ada. Baca : belum sempet jalan-jalan wiskul. Oke thanks for reading. Happy holiday ^__^
Nova
about me
- anantasean
- it's me nova, so glad to meet you all and thanks for reading my blog. i'm private but love sharing with anyone. have fun :)
my lovely pals
Labels
- Ceriwis (32)
- Curhat (31)
- Inspirasi (12)
- Journey (2)
- Kuliah (1)
- Movie Freak (3)
- Playlist (22)
- Quote (2)
- Stress (1)
- The Dino (1)
- Tupperware (4)
tweet tweet
Showing posts with label Journey. Show all posts
Showing posts with label Journey. Show all posts
Tuesday, January 26, 2010
Thursday, December 10, 2009
Day Tripper on Solo
Dear friend,
Em, mulai mana ya ceritanya.. ah, dimulai dari permintaan Pindank a.k.a Fina, saudaraku yang mengejar cintanya eh cita-citanya jadi pns di kota Solo maka jadilah minggu lalu aku berangkat ke kota Solo.
Solo.....
Yang terbayangkan olehku pertama kali adalah Stasiun Balapan, seperti yang ada di lagunya Didi Kempot itu tuh tapi ternyata saudara-saudara kita turun di Stasiun yang lebih keren lagi namanya.. yaitu.. stasiun.. Solo JEBRES!

Untungnya otakku gak ikutan jebres HAHAHA, gila namanya modern banget ya. Setelah itu kita langsung cabut ke hotel yang sudah ditunjukkan Dek Fina : Hotel Trio dengan harga yang sangat memadai. Yah meskipun niatnya kita mau liburan ala backpacker tapi masalah tidur kita tetep milih yang nyaman dong. Kalau tidur di sembarang tempat, contohnya di masjid keraton, bisa-bisa diserang tentara nyamuk atau tentara tanpa kepala (baca : tindien a.k.a mimpi buruk)
Sore itu langsung jalan-jalan keliling pasar gede dan daerah sekitar hotel. Satu hal yang berkesan soal kota Solo, kota ini mirip banget sama kota Malang cuma lebih sepi. Toko-toko kecil masih banyak buka di pinggiran jalan dan itu justru yang sangat menarik perhatian wisatawan seperti aku. Lain halnya seperti kota besar yang notabene masyarakatnya memilih untuk belanja di mall dengan alasan : efisien. Padahal kalau kita pikir lagi jalan-jalan sore - keluar masuk toko itu have fun juga loh selain itu juga sehat. Semoga toko-toko yang lovely itu tetep survive meskipun jika suatu hari nanti Solo akan kedatangan investor big giant strip mall.

>> panas-panas, kinclong-kinclong
Lanjut, besoknya kita jalan lagi - kali ini estafet dari Pasar Gede - PGS - Masjid Agung Keraton Solo - Pasar Klewer.
Di Pasar Gede kita nyobain dawet telasih yang ciamik dengan harga yang ciamik juga (sorry to say). Lanjut ke PGS belanja oleh-oleh baju batik dan lainnya. Lewat dhuhur kita mampir masjid keraton buat sholat dhuhur sambil leyeh-leyeh soalnya kepanasan dan terakhir mampir pasar Klewer, yang harga barang-barangnya bisa miring banget, kalo bisa nawar sih.
Habis puas jalan-jalan, waktunya pulang. Transportasi andalan dan favorit kita adalah becak. Selain murah juga menyenangkan. Tapi ternyata ada sedikit tragedi pas naik becak ini dan korbannya adalah pak becak itu sendiri. Entah kenapa setelah aku dan dek pina naik becak, jalan lima meter tiba-tiba terdengar bunyi "gluduk-gluduk-gluduk"

"Pak, niki bane mboten bocor to ?" (pak, ini bannya nggak bocor : basa malang banget)
"Nggih, kadosipun bocor mbak... mboten nopo-nopo mbak alon-alon mawon" (iya kelihatannya bocor mbak... nggak papa pelan-pelan aja)
GILA! jauhnya pasar klewer sampek stasiun jebres tuh hampir sama jauhnya Plasa Royal sampek Tunjungan Plasa. Tapi mau gimana lagi, kalau bapaknya have fun ya kita nyantai aja tapi nggak tega juga ngelihat dia nggenjot becak masuk angin berkilo-kilo. Sepanjang jalan juga nggak ada tukang pompa lagi. Kasihhaaannnn banget sama bapak itu, semoga rejekinya lancar deh pak...
Then we going home dan sampai di Surabaya sekitar jam 1 pagi dan hari senin harus masuk kerja, males banget tapi meskipun hanya dengan tenaga 5 watt berangkat juga deh. But anyway there is nothing but fun in my mind. Makasih ya buat Dek Fina dan Mas Andri yang nemenin dan ngajak jalan-jalan. Ayo kapan kita kemana lagi... hahaha...
ps. lanjutan wisata kuliner plus pembahasan lengkap harga backpacker to de Solo, menyusul ya. tenang aja murah meriah kok ^_^
much love,
nova
Em, mulai mana ya ceritanya.. ah, dimulai dari permintaan Pindank a.k.a Fina, saudaraku yang mengejar cintanya eh cita-citanya jadi pns di kota Solo maka jadilah minggu lalu aku berangkat ke kota Solo.
Solo.....
Yang terbayangkan olehku pertama kali adalah Stasiun Balapan, seperti yang ada di lagunya Didi Kempot itu tuh tapi ternyata saudara-saudara kita turun di Stasiun yang lebih keren lagi namanya.. yaitu.. stasiun.. Solo JEBRES!

Untungnya otakku gak ikutan jebres HAHAHA, gila namanya modern banget ya. Setelah itu kita langsung cabut ke hotel yang sudah ditunjukkan Dek Fina : Hotel Trio dengan harga yang sangat memadai. Yah meskipun niatnya kita mau liburan ala backpacker tapi masalah tidur kita tetep milih yang nyaman dong. Kalau tidur di sembarang tempat, contohnya di masjid keraton, bisa-bisa diserang tentara nyamuk atau tentara tanpa kepala (baca : tindien a.k.a mimpi buruk)
Sore itu langsung jalan-jalan keliling pasar gede dan daerah sekitar hotel. Satu hal yang berkesan soal kota Solo, kota ini mirip banget sama kota Malang cuma lebih sepi. Toko-toko kecil masih banyak buka di pinggiran jalan dan itu justru yang sangat menarik perhatian wisatawan seperti aku. Lain halnya seperti kota besar yang notabene masyarakatnya memilih untuk belanja di mall dengan alasan : efisien. Padahal kalau kita pikir lagi jalan-jalan sore - keluar masuk toko itu have fun juga loh selain itu juga sehat. Semoga toko-toko yang lovely itu tetep survive meskipun jika suatu hari nanti Solo akan kedatangan investor big giant strip mall.

>> panas-panas, kinclong-kinclong
Lanjut, besoknya kita jalan lagi - kali ini estafet dari Pasar Gede - PGS - Masjid Agung Keraton Solo - Pasar Klewer.
Di Pasar Gede kita nyobain dawet telasih yang ciamik dengan harga yang ciamik juga (sorry to say). Lanjut ke PGS belanja oleh-oleh baju batik dan lainnya. Lewat dhuhur kita mampir masjid keraton buat sholat dhuhur sambil leyeh-leyeh soalnya kepanasan dan terakhir mampir pasar Klewer, yang harga barang-barangnya bisa miring banget, kalo bisa nawar sih.
Habis puas jalan-jalan, waktunya pulang. Transportasi andalan dan favorit kita adalah becak. Selain murah juga menyenangkan. Tapi ternyata ada sedikit tragedi pas naik becak ini dan korbannya adalah pak becak itu sendiri. Entah kenapa setelah aku dan dek pina naik becak, jalan lima meter tiba-tiba terdengar bunyi "gluduk-gluduk-gluduk"

"Pak, niki bane mboten bocor to ?" (pak, ini bannya nggak bocor : basa malang banget)
"Nggih, kadosipun bocor mbak... mboten nopo-nopo mbak alon-alon mawon" (iya kelihatannya bocor mbak... nggak papa pelan-pelan aja)
GILA! jauhnya pasar klewer sampek stasiun jebres tuh hampir sama jauhnya Plasa Royal sampek Tunjungan Plasa. Tapi mau gimana lagi, kalau bapaknya have fun ya kita nyantai aja tapi nggak tega juga ngelihat dia nggenjot becak masuk angin berkilo-kilo. Sepanjang jalan juga nggak ada tukang pompa lagi. Kasihhaaannnn banget sama bapak itu, semoga rejekinya lancar deh pak...
Then we going home dan sampai di Surabaya sekitar jam 1 pagi dan hari senin harus masuk kerja, males banget tapi meskipun hanya dengan tenaga 5 watt berangkat juga deh. But anyway there is nothing but fun in my mind. Makasih ya buat Dek Fina dan Mas Andri yang nemenin dan ngajak jalan-jalan. Ayo kapan kita kemana lagi... hahaha...
ps. lanjutan wisata kuliner plus pembahasan lengkap harga backpacker to de Solo, menyusul ya. tenang aja murah meriah kok ^_^
much love,
nova
Categories
Journey
Subscribe to:
Posts (Atom)