Writed by : Yoris sebastian
Sumber : kickandy.com
Begitu pertanyaan yang cukup sering ditanya orang saat wartawan wawancara dengan saya ataupun juri pada saat saya ikut lomba. Interview pekerjaan? Kebetulan saya belum pernah melamar pekerjaan dan selama karir professional saya baru bekerja di 2 perusahaan dan tidak pernah melamar tapi karena kenal akhirnya bergabung. Pertama Majalah HAI dan kedua MRA Group. Keduanya untuk jarak yang cukup lama (berarti saya orang yang cukup loyal )
Apa kelemahan saya? Saya jarang fokus ke kelemahan saya. Sampai saya harus menulisnya di Blackberry saya, biar kalau ada yang bertanya saya punya ‘contekan’ Maklum saya memang sengaja tidak mau fokus ke kelemahan saya tapi fokus ke kekuatan saya.
Padahal kelemahan saya ternyata cukup banyak. Namun setelah saya sadari, saya selalu mencari jalan keluarnya dengan kolaborasi. Contohnya, saat ingin membuat perusahaan sendiri – OMG Creative Consulting – lantas yang saya lakukan adalah bertanya ke banyak orang baik local maupun expatriat mengenai kebiasaan mereka menggunakan consultant. Salah satu benang merahnya adalah mereka percaya dengan mereka yang berpendidikan tinggi alias S2.
Sementara saya hanya lulusan SMA. Untuk itulah saya berkolaborasi dengan Sumardy yang lulusan S2 dan tidak lama kemudian saya hire beberapa manager dengan latar belakang pendidikan yang berbeda namun punya kesamaan yaitu lulusan S2. Ada yang lulusan Indonesia, ada yang dari Amerika dan juga Inggris.
Jadi pengalaman saya hampir 20 tahun di dunia entertainment dan lifestyle menjadi kekuatan saya, namun sebagai street smart saya perlu book smart. Sebuah kolaborasi yang pas.
Tidak lama setelah saya mendirikan OMG Creative Consulting, terbit buku yang berjudul “The Adventures of Johnny Bunko” sangat unik karena buku bisnis untuk pengembangan karir ini beberbentuk komik Manga.
Berhubung Mas Andy Noya, sering bedah buku bagus, buku ini saya sangat rekomendasikan untuk dibahas.
Salah satu tulisan yang menarik di buku ini adalah “Successful people don’t try too hard to improve what they’re BAD at. They capitalize on what they are GOOD at”
Jadi kenapa kita harus fokus pada kelemahan kita? Sebaliknya kita fokus ke kekuatan kita dan ke hal-hal yang kita suka. Niscaya, hasilnya akan lebih baik.
2 komentar:
Seringkali,kelemahan terbesar kita ada pada kekuatan terbesar kita.
@andri : betul pak, oleh karena itu kita dilarang keras "takabur" pada kelebihan yang kita punya :)
Post a Comment